Dibawahini perbedaan, arti dan ciri-ciri smartphone kelas Low-End-Mid-End, Speaker merupakan komponen yang memiliki pekerjaan paling sulit diantara komponen sound system lainnya karena mereka harus melakukan pekerjaan dalam mengkonversi sinyal input, dalam hal ini berupa sinyal listrik menjadi sinyal output berupa suara dengan meminimalkan perubahan frekuensi aslinya. Pekerjaan yang lebih sulit dari amplifier ataupun pemutar bagaimana Kita dapat menilai suara dari sebuah speaker tersebut sudah melakukan pekerjaannya dengan baik dan benar?Untuk memulai pertama kali, coba dengarkan berbagai jenis musik yang terasa familiar bagi Anda. Dengarkan dengan baik bagaimana keseimbangan Tonal Balance antara frekuensi Low, Mid, dan High-nya. Semakin seimbang 3 frekuensi tersebut, menunjukkan speaker tersebut menghasilkan suara yang baik. Kesan pertama saat Anda mendengarkan lagu yang familiar bagi Anda adalah suara bass yang kuat dan vokal dan instrumen yang jernih. Suara tersebut harus terdengar alami tanpa ada frekuensi yang lebih tinggi dari frekuensi instrumen akustik dan vokal adalah material test terbaik karena orang-orang sangat familiar dengan suara nyata dari instrumen dan vokal. Jangan mendengarkan efek suara buatan dalam suatu film tertentu, karena orang-orang tidak mengetahui dengan familiar bagaimana suara tersebut terdengar pada kehidupan frekuensi Low-Range, suara bass harus terdengar dalam dan bulat. Speaker dengan respon suara bass yang baik dapat membangun atmosfir yang lebih hidup di ruang tersebut terutama pada acara live music. Hal lain adalah apakah saat Anda mendengarkan frekuensi suara Low, Anda dapat mengikuti ketukan bass tersebut secara tidak langsung terlepas dari pengaruh suara frekuensi Mid dan High-nya. Jika iya, maka speaker tersebut baik dalam menghasilkan suara yang frekuensi Kita berpindah ke frekuensi Mid-Range. Dalam jangkauan frekuensi inilah kita dapat mengidentifikasi hampir semua suara seperti vokal, gitar, saksofon, langkah kaki, suara pintu saat dibanting, tepuk tangan, biola, dll. Speaker yang bagus akan menghasilkan suara yang realistis, terdengar natural. Suara penyanyi favorit Anda secara langsung harus terdengar sama dengan suara yang dihasilkan oleh speaker dengan instrumen, suara dari speaker harus terdengar sama dengan suara di kehidupan nyata. Pada speaker yang bagus, suara tenor saksofon yang terdengar tinggi, namun tidak boleh melengking sampai mengganggu pendengar. Suara gitar elektrik harus memiliki dentingan yang tajam, tetapi membuat Anda nyaman mendengarkannya. Suara musik yang dihasilkan harus terdengar menarik dan detail seperti Anda mendengarkan langsung dari Live kecenderungan pertama Anda saat memutar musik dengan keras adalah mengecilkan volume-nya karena suaranya mengganggu saraf Anda, hal tersebut pertanda bahwa speaker tersebut kurang bagus dalam menghasilkan pada suara frekuensi High-Range biasa disebut Tweeter, coba dengar suara dengan nada paling tinggi. Speaker yang menghasilkan suara tinggi yang bagus terdengar "berkilau", dan tidak "cempreng".Speaker dengan reproduksi suara High yang bagus yang umumnya didefinisikan oleh teknisi speaker disebut Good Dispersion, yang berarti Anda dapat mendengar suara frekuensi tinggi bahkan saat posisi Anda berada jauh di samping speaker. Karena menurut mereka, speaker buruk cenderung memancarkan suara frekuensi tinggi hanya lurus ke depan - seperti sinar senter. Sedangkan speaker yang menghasilkan frekuensi tinggi yang bagus memiliki dispersi suara sudah berbicara mengenai Bass, Mid-Range dan Treble, namun jika Anda belum mengerti istilah-istilah tersebut, mari kita bahas definisi dasar dari hal-hal suara merambat melalui medium udara yang diukur dengan satuan Hertz, umumnya disingkat Hz. Frekuensi dari gelombang suara yang dapat didengar oleh manusia dimulai dari 20 Hz yang adalah frekuensi Bass hingga 20,000 Hz yang adalah frekuensi Treble. Gambar dibawah ini menjelaskan jangkauan frekuensi beserta deskripsi umum seperti apa frekuensi itu jangkauan frekuensi yang dapat didengar manusiaSeperti Anda lihat gambar diatas, jangkauan Mid-Range - umumnya antara 200 Hz hingga 3,000 Hz - adalah dimana "kehebatan" terlihat. Jika speaker tersebut dapat mereproduksi hasil suara pada jangkauan tersebut sesuai dengan input yang diterima, maka orang-orang akan menilai bahwa speaker tersebut menghasilkan suara yang dapat didengar dengan baik, tetapi tidak cukup jika pertimbangannya adalah akurasi. Speaker yang baik harus dapat mereproduksi frekuensi lebih rendah dan lebih tinggi dari Mid-Range Bass dan Treble. Speaker yang mampu mereproduksi semua jangkauan Low, Mid, High atau disebut Full-Range sudah memenuhi setengah dari kriteria "Speaker Bagus". Setengahnya lagi, yang sama pentingnya adalah mengenai konsep "Flat - Respon Frekuensi Datar dan Akurat".Jika Anda ingin mengerti semua tentang sound system - bagaimana speaker bekerja, efek ruang akustik terhadap speaker, bagaimana men-set suara subwoofer, dan lain-lain - Anda harus mengerti konsep Frequency Response. Sebagus apapun amplifier, speaker, dan pemutar musik, jika Frequency Response nya tidak benar, maka hasil suara tidak akan akurat dan tidak akan enak didengar oleh audio dengan respon frekuensi yang bagus bisa mereproduksi nada Low, Mid, dan High secara benar dan dengan porsi yang sesuai. Setelah itu barulah telinga Kita dapat mengambil kesimpulan apakah speaker ini terdengar natural, akurat dan Response selalu dideskripsikan dengan grafik. Pada grafik tersebut akan berisi informasi mengenai loudness of sound biasa diukur dengan satuan decibel dB. Informasi lain adalah kurva dengan informasi jangkauan frekuensi. Jika Anda melihat kurva jangkauan frekuensi yang terlihat datar Flat dapat dikatakan perangkat sound system tersebut bagus. Frekuensi respon pada speaker ZenSphere 4Sebagai contoh, gambar diatas menggambarkan frequency response pada speaker ZenSphere 4 - produk signature dari Zen Audio. Dari gambar diatas, terlihat frekuensi respon dari speaker tersebut cukup baik terlihat flat hanya kurang di frekuensi Low di bawah 100 memberikan hasil terbaik dalam frekuensi respon, maka speaker tersebut harus ditambah subwoofer agar jangkauan frekuensi rendah nya lebih respon speaker ZenSphere 4 dengan subwoofer ZenSphere Deep 6Saat speaker ZenSphere 4 ditambah dengan subwoofer dari Zen Audio - ZenSphere Deep 6 - terlihat terjadi peningkatan frekuensi respon di frekuensi rendah-nya grafik warna biru. Terlihat dari perpaduan ini speaker dan subwoofer ini membuat frekuensi respon menjadi lebih terlihat flat yang berarti semakin penjelasan mengenai bagaimana Anda dapat menentukan bahwa suara speaker tersebut menghasilkan suara yang bagus. Dengan menggunakan metode tradisional yaitu dengan mendengarkan dengan telinga dan metode digital menggunakan sound analyzer, Anda sekarang dapat menjadi juri sendiri dalam menentukan suara speaker yang bagus dan enak didengar.
Misalnyaspekaer dengan range low. Jika speaker ini diberi frekuensi sub atau mid high maka suara yang keluar kurang keras. Bahkan jika diberi frekuensi mid atau mid high atau high maka suara yang keluar nyaris tidak terdengar karena memang rancangannya untuk nada di frekuensi low. Kelebihan Speaker Tipe Spesifik
Oddly, no one really knows. What any one person defines as low frequencies, or midrange frequencies, or high frequencies has as many variations as there are people to comment on it. As a tangential discussion. this came up in one of the speaker building forums, and even people intimately familiar with building speakers couldn't agree. In general, one could say any thing below 500hz is low frequency. Anything between 500hz and 2,000hz to 4000hz falls in the midrange, and anything above that is treble or high frequencies. But even in my own mind, that is not etched in stone. There are 3-way speaker systems that cross over at 800hz. If a bass speaker, meaning a woofer, is handling a frequency does that automatically make it a bass frequency? I don't know for sure. Now if I listen to test tones, what I perceive as bass-ish ends at around 200hz. I perceive based on listening to pure wave tones, that treble begins around 4,000hz. But that is more my perception than the rule. Also, speaker design alters what people commonly perceive or label as bass, midrange, and treble. With standard straight forward 3-way speakers design, it seems simple. It is similar to what I described above. The bass speaker handles the bass, the midrange handles the midrange, and the tweeter handles the highs. However, modern speakers are rarely standard 3-way speakers any more. Far more common are speakers that are not standard bass, midrange and treble, but low-bass, midbass, and highs. Or, to look at it another way, a standard 2-way speaker with an added low-bass driver. A person for whom a speaker like this is common, is going to perceive the low/mid crossover as being much lower, as is the mid/high crossover. With the introduction of subs, it become even more difficult. With subs in the system, what a person perceives as low, mid, and high, is going to be more very low bass, midbass, and high. In this case, the low/midbass crossover is extremely low. So, it is difficult to specify the ranges with exact boundaries. Sorry. Steve/bluewizard Caramemisahkan karakter speaker mid high - low sub dengan satu power#karakterspeaker#karakterpowerTag:Cara memisahkan karakter speaker mid high - low sub de
Peralatan berikutnya yang paling vital adalah crossover. Sesuai dengan namanya, alat ini digunakan untuk memisahkan frekuensi rendah, menengah atau tinggi atau bila diaplikasikan pada speaker alat ini memiliki beberapa varian seperti 2-way crossover artinya alat ini hanya memisahkan frekuensi low dan high saja 3-way crossover artinya alat ini memisahkan frekuensi low, mid dan high 4-way crossover artinya alat ini memisahkan frekuensi low, low mid, high mid dan high atau frekuensi sub, low, high dan super high. Semakin banyak pemisahan sinyal maka frekuensi yang tercacah akan semakin detil dan secara otomatis akan memerlukan lebih banyak power amp yang dipakai untuk men-drive speaker yang dimaksud. Pada era digital ini, analog crossover lebih jarang dipakai untuk keperluan yang lebih rumit. Banyak yang lebih menggunakan digital crossover yang memiliki fitur yang lebih lengkap selain fitur crossovernya sendiri, diantaranya fitur compressor/limiter, ekualisasi baik yang grafik atau yang parametrik, delay alignment dan lain-lain. Untuk itu sering digunakan istilah LMS atau Loudspeaker Management System sebagai pengganti istilah crossover. Perhatian!!! Perhatikan spesifikasi speaker sebelum melakukan setting crossover, agar tidak terjadi speaker blow-out atau putus Mungkin timbul satu pertanyaan yang sering kita jumpai, “Apakah memang dalam sebuah sistem diperlukan sebuah crossover?” Jawabannya adalah tergantung dari sistem itu sendiri. Bila sistem yang kita pakai adalah sebuah sistem yang hanya terdiri dari 2 box speaker yang masing-masing box terdiri dari 1 unit loudspeaker 15” dan 1 unit loudspeaker 1”/2”, sebuah mixer console dan beberapa mic, maka jawaban dari pertanyaan di atas adalah tidak perlu dipakai sebuah crossover karena biasanya dalam sistem speaker tersebut sudah terdapat crossover pasif yang tertanam dalam sistem speaker tersebut. Bila jenis speaker yang digunakan lebih kompleks dari sistem sederhana yang telah disebutkan di atas, misal terdapat 2 box speaker yang berisi 2 unit loudspeaker 18” dan 2 box speaker yang berisi masing-masing loudspeaker 15” dan 1 unit loudspeaker 1”/2” maka jawaban dari pertanyaan di atas adalah sangat diperlukan pemakaian sebuah crossover. Lalu timbul lagi pertanyaan yang lainnya, “Mengapa crossover diperlukan untuk sebuah sistem yang lebih rumit?” Jawaban yang dapat diberikan adalah karena masing-masing komponen speaker memiliki kapasitas frekuensi yang berbeda-beda, seperti Komponen loudspeaker yang berukuran 18” atau 15” biasanya dipakai untuk SUB atau LOW speaker Komponen loudspeaker berikutnya yang berukuran 15”, 12” atau 10” biasanya dipakai untuk LOW MID atau MID speaker Sebuah compression driver yang berukuran antara 1” – 2” dan sebuah horn dipakai untuk HIGH MID atau HIGH speaker Bila sebuah crossover tidak dipakai dalam sebuah sistem sedangkan pada sistem tersebut terdapat 3 jenis komponen speaker tersebut maka yang terjadi adalah suara yang dihasilkan tidak dapat terdefinisi dengan baik atau bahkan akan mengakibatkan terjadinya speaker blow-out alias putus. Salah satu alasan logis yang dapat dijadikan acuan adalah loudspeaker yang berukuran 18” tidak didesain untuk menerima frekuensi tinggi dan demikian dengan compression driver yang secara ukuran lebih kecil, tidak didesain untuk menerima frekuensi rendah. Oleh karena itu, dalam membangun sebuah sistem tata suara yang baik, salah satu pertimbangan yang perlu kita lakukan adalah pada saat instalasi sistem tersebut adalah saat pemasangan kabel speaker pada power amp dan proses setting dari crossover itu sendiri. Satu kesalahan yang terjadi pada saat proses instalasi maka akan mengakibatkan terjadinya kerusakan seluruh sistem yang dapat merugikan kita secara materi. Alat berikutnya adalah power amp atau yang lebih dikenal sebagai amplifier. Alat ini dipakai untuk men-drive sebuah atau beberapa speaker sekaligus. Beberapa pabrikan yang memproduksi alat ini selalu mencantumkan kapasitas yang dapat dipakai untuk men-drive sebuah speaker, seperti contoh sebuah power merek X dalam tabel berikut Tabel 8 Ω 4 Ω 2 Ω Load impedance 280 W 450 W 650W Arti dari tabel di atas adalah sebagai berikut Power amp tersebut memiliki kapasitas impedansi transfer daya maksimum sebesar 2 ohm yang dapat men-drive speaker dengan daya sebesar 650 WPada impedansi minimum sebesar 8 ohm, speaker yang dapat di-drive oleh power amp ini sebesar 280 W. Berarti jika impedansi speaker sudah sesuai dengan impedansi minimum yang ditransfer oleh power amp maka speaker yang dipasang pada power ini setidaknya berkapasitas 280 W dengan toleransi ± 20% dari kapasitas power amp. Bila kapasitas speaker terlalu berlebihan dari kapasitas power amp maka yang terjadi adalah under powered, yang dapat mengakibatkan power amp blow-out atau bahkan dapat mengakibatkan speaker juga putus. Demikian juga sebaliknya, jika kapasitas speaker lebih kecil dari kapasitas power amp maka yang terjadi adalah over powered, yang juga dapat mengakibatkan speaker putus atau power amp terjadi blow-out. Perhatikan!! Karakteristik suara yang dihasilkan antara impedansi 8 ohm, 4 ohm atau 2 ohm sangat berbeda. Dari contoh tabel di atas, daya yang dihasilkan oleh impedansi 4 ohm jauh lebih besar daripada impedansi 8 ohm. Demikian juga dengan impedansi 2 ohm. Menurut Fry, problem yang sering dihadapi oleh sebuah power amp adalah panas. Sebagai bukti, ketika power amp sedang beroperasi, yang kita temui adalah panas. Kadang menjadi sangat panas. Ketika power amp berfungsi pada impedansi 8 ohm maka terjadi panas yang dihasilkan secara elektronis, sedangkan apabila berfungsi pada impedansi yang lebih kecil seperti 4 ohm atau ekstrem 2 ohm maka panas yang terjadi lebih besar daripada ketika power amp ini berfungsi pada impedansi 8 ohm. Oleh karena itu, dalam sebuah power amp yang baik biasanya disertakan fan pendingin yang sangat berkualitas ditambah dengan komponen-komponen elektronis yang lebih rumit hanya untuk “mengurangi” panas yang ditimbulkan oleh power amp tersebut. Speaker Monitor Jenis speaker yang lain, berdasarkan aplikasi dan penempatannya, adalah speaker monitor. Biasanya speaker ini diletakkan di atas panggung untuk membantu semua yang berada di panggung agar suara yang mereka hasilkan dapat terdengar dengan baik tanpa gangguan. Yang penting dari aplikasi speaker ini adalah keras dan jelas. Posted with WordPress for BlackBerry.
Namunkasus yang paling sering terjadi adalah pada tweeter yang sering putus atau terbakar, penyebabnya adalah frekuensi mid terlalu besar, untuk itu wajib memakai equalizer,crossover atau komponen untuk memotong frekuensi yang tidak diinginkan. Frekuensi 20Hz - 60Hz Sub-bass 60Hz-200Hz Bass 200Hz-600Hz Low Mid 600Hz-3KHz Mid 3KHz-8KHz High Mid
Box-Box speaker ada banyak model dan bentuk dan pastinya memiliki karakter berbeda beda, ada Sub bass,Low Sub, Low Mid, Mid Low, Mid Hogh, High Mid dan masih banyak lagi yang lainya, dengan banyaknya karakter box tersebut ada beberapa orang yang masih bingung tentang frekuensi tersebut. Ada yang bertanya apa sih bedanya Low Mid dan Mid Low? memang sekilas mirip namun karakter suara yang dihasilkan cukup beda. Inilah Pengertian frekuensi dan penjelasanya. Range frequency 40 Hz – 80 Hz range frequency sub bass atau low bassRange frekuensi terendah yang biasa ada dalam sebuah lagu adalah range frekuensi 40–80hz dengan pengaturan equalizer yang dipusatkan di sekitar 50hz .Range frekuensi ini dinamakan range frekuensi sub bass / low banyak suara yang memiliki frekuensi sekitar 20–40hz, namun suara tersebut biasanya bukanlah suara dari alat musik kecuali untuk beberapa jenis pipe organ. Kick drum, bahkan bass guitar pun tidak memiliki frekuensi di range tersebut nada terendah dari senar bass guitar memiliki frekuensi 41hz. Dengan demikian pada banyak kasus, range frekuensi 20-40hz dipangkas habis menggunakan HPF high pass filter atau low cuts frequency sub bass / low bass umumnya diatur dengan equalizer untuk memberikan “power” kedalam sebuah instrument ataupun keseluruhan lagu. Range frekuensi tersebut tidak akan terdengar jelas ketika anda mendengarkan lagu pada level volume yang pelan ataupun mendengarkan lagu menggunakan speaker kecil. Dengan demikian, agar anda dapat mengatur range frekuensi sub bass / low bass dengan benar, maka anda harus mengatur equalizer sambil mendengarkannya pada level volume yang keras, kemudian mencobanya pada level volume yang dipelankan. Sebaiknya anda juga mendengarkannya pada speaker stereo system yang besar maupun kecil sebagai Hz – 250 Hz bass range frequencyMengatur equalizer pada range frekuensi bass yang berkisar antara 80-250hz dengan pengaturan equalizer yang umumnya dipusatkan pada frequency sekitar 100hz atau 200hz, akan mempengaruhi “ketebalan” dari sebuah instrument ataupun sebuah lagu. Pada track guitar dan bass guitar, di naikkannya gain di sekitar frekuensi 100 hz biasanya akan menambah suara terdengar lebih “bulat”. Namun anda harus berhati-hati karena jika anda memberikannya secara berlebihan akan membuat suara guitar ataupun bass guitar terdengar “berdentum”.Pada beberapa kasus, gain di sekitar frekuensi 100 hz pada track guitar bahkan diturunkan untuk membuat suara guitar tersebut terpisah dari suara bass guitar, dan mengurangi suara dentuman dari track konsekuensinya adalah not-not yang dimainkan pada range frekuensi tersebut menjadi terdengar samar. Biasanya, untuk membuat not–not tersebut kembali terdengar jelas, anda perlu menambahkan sedikit gain pada frekuensi disekitar 200 track vocal, frekuensi di sekitar 200 hz menentukan keutuhan dari suara vocal yang direkam. Namun frekuensi di range ini seringkali dipotong agar suara vocal terdengar terpisah dari instrument-instrument lain. Kecuali jika anda telah mengatur equalizer dan menaikkan gain di frekuensi high pada track vocal dan membuat suaranya terdengar tipis, dinaikkannya gain di sekitar frekuensi 200 hz biasanya akan mengembalikan ketebalan suara vocal Hz – 500 Hz lower mid range frequencyMengatur equalizer pada frekuensi di sekitar 250–500 hz dapat memberikan aksen pada ambience di studio rekaman anda serta menambahkan kejernihan pada suara bass dan instrument string yang bernada rendah seperti cello, ataupun nada rendah dari piano dan gain yang berlebihan di range frekuensi ini dapat membuat kick drum dan tom terdengar seperti terbuat dari kardus atau karton, sehingga untuk track–track tersebut serta track cymbal frekuensi lower mid biasanya dipangkas umumnya, pengaturan equalizer di low mid range dapat dilakukan di frekuensi apa saja di sekitar 250 – 500 hz namun lebih sering dipusatkan disekitar frekuensi 300 dan 400 hz. Bagian terendah dari range frekuensi lower mid 250 hz – 350 hz disebut juga dengan range frekuensi upper bass yang biasa dinaikkan pada track vocal terutama vocal wanita untuk membuat suaranya terdengar lebih Hz – 2 kHz mid range frequencyMengatur equalizer di mid range sering di lakukan untuk membuat suara instrument terompet ataupun yang berkarakter hampir sama terdengar jelas biasanya sekitar 500 hz sampai 1 khz, atau untuk membuat efek suara gain di mid range juga dapat menambah attack dari track bass guitar biasanya di 800 hz dan 1,5 khz. Sama halnya dengan nada-nada rendah dari track rhythm guitar yang juga dapat terdengar lebih memiliki attack jika gain di frequency 1,5 khz instrument guitar, piano dan vocal, gain dari mid range frequency ini lebih sering di turunkan. Menurunkan gain di frequency 500-800 hz untuk track gitar akustik dapat membuatnya terdengar lebih jernih, sementara menurunkan gain di frequency 800 hz pada track vocal dapat menurunkan suara sengau serta membuatnya terdengar lebih “bulat” dan track snare drum, penurunan gain di frequency 800 hz dapat menghilangkan kesan suara kHz – 4 kHz upper mid range frequencyRange frequency ini menentukan efek attack dari rhythm instrument juga percussive instrument. Pengaturan equalizer dapat diaplikasikan di frekuensi mana saja di range ini, namun biasanya di pusatkan sekitar frequency 3 kick drum, menaikkan gain di frequency 2,5 kHz dapat memberikan attack pukulan dengan karakter a beater, sementara 4 kHz memberikan karakter hardwood. Frekuensi–frekuensi ini dapat pula memberikan attack lebih jelas pada tom dan guitar pun seringkali di berikan sedikit attack dan pemisahan suara dengan cara mengatur equalizer di range ini. Sementara untuk track vocal, sedikit boosting sekitar 1 dB – 3 dBdi mid range akan membuat vocal tersebut terdengar lebih menonjol. Namun menambahkangain terlalu berlebihan dapat membuat syllables dari vocal sulit untuk di reduksi dan membuatnyatidak enak didengar. Pada track background vocal, umumnya mid range frequency di turunkanagar terdengar lebih “transparan“.4 kHz – 6 kHz presence range frequencyMengatur equalizer pada frequency di range ini dapat membuat track vocal ataupun instrument melodi lainnya terdengar lebih dekat dan lebih jelas. Namun jika berlebihan dapat membuat suaranya terdengar kasar. Pengaturan equalizer di range ini umumnya dipusatkan disekitar frequency 5 kHz – 20 kHz treble range frequencyPada dasarnya, range treble frequency ini menentukan kejernihan dari instrument. Pengaturan equalizer di range ini biasanya a di sekitar frequency 7 kHz, 10 kHz dan 15 “S” pada vocal biasanya memiliki frequency sekitar 7 kHz, membuat frequency tersebut biasanya diturunkan. Namun anda harus hati-hati pada saat menurunkannya karena dapat membuat vocal terdengar “tumpul”.Breath sound dari track vocal biasanya terdengardi frequency 15kHz keatas. Pada garis besarnya mengatur equalizer untuk track vocal adalah menghilangkan aksen “S” yang terlalu kasar dan memberikan breath sound yang 7 kHz juga merupakan “metallic attack” dari frekuensi drum, sementara 15 kHz merupakan desisan bagi track cymbals. Ketika mengatur equalizer secara keseluruhan, frequency 10 kHz digunakan sebagai penambah level kejernihan secara umum.
ujicoba untuk sound system, audio, system full frekuensi#djenak #djfullbass #djterbaru #lagubaru #ceksound #soundsistem #soundcek #soundcheck #audiomusik Filtersubwoofer / low pas filter / crossover aktif sub woofer. Pemisahan saluran frekuensi high, middle, dan low akan sangat membantu dalam . Cara setting equalizer part 3 · frekuensi untuk sub 40 hz s/d 80 hz · frekuensi untuk bass 80 hz s/d 250 hz · frekuensi untuk low mid 250 hz s/d 500 hz · frekuensi . . 160 428 468 320 95 433 362 100

frekuensi sub low mid high